Berharap dengan Kebaikan


Berharaplah dengan Kebaikan
Ribuan keinginan baik yang diharapkan manusia di dunia ini. Keinginan itu, akan membawa hambaNya untuk berjuang mendapatkannya. Satu hal yang perlu diketahui, jika manusia menunggu kedatangan sesuatu yang membuat hati menderita, maka semua itu disebut dengan khauf bukan lagi harapan. Dan jika keinginan manusia itu membuat hatinya bahagia, maka itulah yang dinamakan dengan raja’.
Bisa diambil kesimpulan, bahwasanya raja’ adalah kedamaian hati menunggu sesuatu yang disenangi. Akan tetapi, sesuatu yang dicintai itu harus memiliki sebab perwujudannya. Jika sebagian sebab sudah terpenuhi, maka pantaslah disebut dengan harapan. Tetapi jika hanya menunggu tanpa adanya usaha untuk mendapatkannya, maka lebih tepatnya disebut terpedaya. Dan jika seimbang antara ada dan tidaknya, maka lebih layak disebut dengan angan-angan semata.
Para sufi mengatakan bahwasanya dunia ini adalah ladang untuk mendapatkan akhirat lebih baik. Hati manusia diibaratkan tanah, iman bak benih dan menjalankan syariat dan ketaatan kepada Allah bagaikan menyiram air, membajak tanah, dan memupuknya supaya subur. Hati jika sudah tertutup oleh dunia dan tenggelam di dalamnya ibarat tanah yang berlumpur yang tidak mungkin ditumbuhi benih. Sedangkan pengibaratan hari kiamat laksana waktu panen. Seseorang tidak akan memanen kecuali apa yang ia tanam. Dan tanaman sendiri baru akan tumbuh bila berasal dari benih keimanan. Yang pelu digaris bawahi adalah iman tidak akan tumbuh bersamaan dengan kotornya hati dan akhlak tercela. Sebagaimana benih tidak akan tumbuh ditanah yang berlumpur.
Sangat jelas kesimpulannya bahwasanya orang yang menanam iman di dalam hatinya dan menyiramnya dengan air ketaatan serta membersihkannya dari berbagai kotoran, sebagaimana tanah yang dibersihkan dari duri dan rumput, maka berhak baginya untuk berharap kepada Allah atas semua kebaikan-kebaikan yang dilakukan. Jika tidak demikian berarti manusia itu hanyalah berangan-angan atau menipu dirinya sendiri.
“orang cerdas adalah orang yang menundukkan nafsunya dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang bodoh adalah orang yang membuat nafsunya mengikuti keinginan-keinginannya dan mengangankan banyak hal tentang Allah.”
Hamba Allah yang paling sempurna adalah manusia. Tidak perlu dijelaskan panjang lebar tentang makna ini. Karena dasar yang mendalam adalah yang nyata dan ghaib akan berkata kenyataannya. Memotivasi diri sendiri agar selalu mewujudkan pemikiran yang baik dan harapan yang positif adalah melihat kebaikan orang lain. Jika orang lain saja bisa berbuat kebaikan, kenapa kita tidak? Harapan yang kita miliki pasti akan dikabulkan oleh Allah. Jika harapan itu baik, bagaiman mungkin Allah tidak mengabulkannya. Satu hal yang perlu diingat jangan hanya berharap di atas angan angan tanpa adanya usaha yang besar. Tapi berharaplah dengan menyertai usaha yang tanpa gentar meski ribuan rintangan datang silih berganti. Asalkan tetap menancapkan nama Allah dalam hati dan pikiran serta kepercayaan yang kuat bahwa hidup ini akan baik-baik saja diatas sajdah cintaNya.
 sefmyname

Comments

Popular posts from this blog

Mampir menggores kata walau sebentar

Catatan Pengabdianku